Pengarsipan Digital Partisipatif Pura Bali

Menciptakan rekaman digital Pura Bali untuk generasi mendatang

Bali rentan terhadap bencana alam seperti gempa bumi, tanah longsor, dan letusan gunung berapi. Bali telah mengalami 21 gempa bumi dengan magnitudo 6+ sejak tahun 1900 dan 31 gempa bumi dengan magnitudo 4+ hanya dalam tiga tahun terakhir. Pulau ini memiliki dua gunung berapi aktif, salah satunya mengalami letusan besar pada tahun 1963. Sepanjang sejarah, pura-pura di Bali telah berulang kali terdampak atau berubah akibat peristiwa-peristiwa ini, dan renovasi juga sering menyebabkan perubahan pada strukturnya. Sebagai contoh, gempa bumi berkekuatan 6,5 pada tahun 1976 dilaporkan telah menghancurkan ribuan pura. Meskipun adanya kerentanan ini, upaya pengarsipan untuk mendokumentasikan fitur fisik pura hampir tidak ada. Melalui proyek Dana Whyte ini dan platform masa depan, masyarakat Bali dapat memelihara catatan pura mereka, melestarikan nilai-nilai budaya dan identitas mereka untuk generasi mendatang. Catatan-catatan ini juga dapat berfungsi sebagai referensi untuk restorasi di masa depan.

Kami membuat peta interaktif yang menggambarkan lokasi pura-pura yang telah didokumentasikan di seluruh Bali. Ini merupakan titik awal menuju pemahaman yang lebih baik tentang kondisi pura-pura Bali. Kunjungi peta.

Pendanaan

Whyte Fund Monash University (2024-2025). Studi percontohan dan desain platform awal.